Success Story
"Modal Nekat, berbuah Berkah"
Dua tahun sudah berlalu. Ternyata hasil jerih payahnya sebagai pedagang
sekoteng belum mampu mensejahterakan keluarganya. Cita-cita Yusuf memang
luar biasa. Ia ingin menyekolahkan semua anaknya hingga jenjang
perkuliahan. Tentu sebuah cita-cita melangit dari seorang pedagang kecil
di kota yang sangat besar.
“Saya bertekad, saya ingin anak-anak saya kuliah semua. Saya ingin rumah
tangga mereka tidak seperti saya. Cukup saya saja serta ibunya. Mereka
harus lebih baik,” ucap pria yang lahir di Cirebon 11 September 1953
itu.
Tahun 1977 menjadi catatan sejarah bagi Yusuf. Secara tiba-tiba ia
membanting setir usahanya menjadi pedagang kudapan khas sunda, gorengan.
Gerobak pisang goreng serta peralatan masak milik salah satu kenalannya
ia beli seharga Rp 67.500.
Bilangan Ciliwung, Bandung, lantas menjadi tempat pertama Yusuf menjual
gorengannya. Sayang, Yusuf hanya bertahan semalam. Ia tidak tega melihat
disampingnya ada seorang ibu yang juga menjual gorengan.
Setelah berkeliling kota Bandung, akhirnya Yusuf memilih mangkal di
bilangan Cendana. Bersama sang istri tercinta, serta anaknya, Jaja Zakia
Yamani yang baru menginjak usia dua tahun, Yusuf pun semangat
berjualan. Kali ini Yusuf memulai usahanya usai menunaikan shalat
Dzuhur, hingga pukul 21.00.
Hari pertama, Yusuf mengeluarkan modal Rp 4000 untuk belanja bahan.
Hasil penjualan yang didapat seharian hanya 400 perak. Sekali lagi Yusuf
tak mengeluh.
Bagi Yusuf, mencari nafkah harus dengan ketekunan, dan memohon kepada
Allah SWT sang Pemberi Rejeki. Karenanya, Yusuf tak lupa melaksanakan
ragam kewajibannya sebagai seorang muslim, sebelum memohon pertolongan
Allah Swt.
Yusuf beserta istri selalu menunaikan shalat fardhu tepat waktu. Selain
itu mereka pun terbiasa melaksanakan shaum sunnah Senin dan Kamis.
Bahkan Yusuf terbilang rajin shalat tahajud.
Sehari kemudian dengan modal masih Rp 4000, Yusuf mendapatkan uang 800.
Hari demi hari uang yang didapat pun terus bertambah hingga mencapai
angka 4000 rupiah.
“Saya sama ibu huhujanan sambil dorong gerobak. Waktu Itu anak saya
masih kecil (2 tahun). Kalau tidur dimasukin ke gerobak memakai kardus.
kalau mau pulang juga begitu. Saya masukin sambil dorong gerobak dari
Cendana sampai monumen Unpad,” kenang Yusuf.
Buah Jerih Payah
3 tahun sudah usahanya berjalan, namun belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hingga tiba satu saat yang tidak di nyana - nyana, temannya sekampung yang dulu sama - sama satu SD dengan Yusuf berpapasan di jalan. Akhirnya setelah saling melepas kangen, Andi pun mengajak Yusuf untuk mampir ke rumahnya. Yusuf pun mengiyakan. Sesampainya di rumah, Andi menunjukkan satu majalah dimana di dalamnya di ceritakan kisah sukses orang - orang yang berjualan gorengan dengan membeli waralaba/franchise gorengan jutawan.
Awalnya Yusuf sangat tertarik, tapi melihat dana awal 15 Juta yang mesti disediakan untuk membeli lisensi franchise gorengan jutawan, Yusuf pun menjadi murung. Andi pun segera paham dengan keadaan Yusuf, maka Andi Berkata pada Yusuf,"jangan murung, aku paham dengan kondisimu.Aku akan memberikan pinjaman dana 15 juta untuk kamu. yang penting kamu serius dan sungguh-sungguh dalam usahamu nanti.Tekuni bisnis franchise gorengan jutawan nanti!"
Akhirnya di mulailah usaha Yusuf dalam menekuni franchise gorengan jutawan. Ketekunan dan kesabarannya menuai hasil. Oktober 1983 Yusuf, membeli
sebuah rumah sederhana. Tahun 1988 saat omsetnya menembus ongkos haji
berdua, ia pun langsung memenuhi panggilan Allah ke tanah Suci beserta
istri tercinta.
Sepulang dari Mekah, pelanggan Yusuf kian meningkat. Mulai dari kalangan
bawah sampai konglomerat, rela antri demi dagangannya. Diantara mereka
ternyata ada yang berasal dari luar kota, semisal; Surabaya dan Jakarta.
Bahkan anggota DPRD Jawa Barat pun tak segan ikut memesan gorengan
Yusuf. Sejak itu, Usaha Yusuf yang di awali dengan membeli franchise Gorengan Jutawan dikenal masyarakat luas.
“Rasanya kata orang lezat. Gorengannya beda dari yang lain, garing dan minyaknya ga terlalu banyak,” ungkap Yusuf.
Hasil jerih payah dalam mencari nafkahnya itu, kini Yusuf telah memiliki
5 buah rumah. Satu rumah ia dedikasikan untuk kepentingan umat dengan
membuat Majelis Taklim ibu-ibu yang digagas istrinya. Sisanya untuk
anak-anak, serta karyawannya yang kini sudah mencapai 10 orang.
Empat anaknya, ia kuliahkan hingga jenjang perguruan tinggi. Bahkan dua
diantaranya menjadi dokter umum. Ia pun menyekolahkan buah hati
saudaranya di kampung halaman, bahkan hingga ke jenjang perkuliahan.
Bentuk bakti kepada orang tua dan mertuanya, Yusuf bangunkan rumah untuk
mereka di Cirebon. Tak lupa, ia pun memberangkatkan mereka ke Mekah.
Selain itu, Yusuf juga memberikan beberapa bidang tanah untuk digarap
oleh saudara-saudaranya di Cirebon. Ia pun memperkerjakan tetangganya
yang menganggur. Saat ini sudah ada 10 pegawai di tempat usahanya.
Semuanya itu dilakukannya saat Yusuf masih sangat sederhana. Prinsipnya
memberi sesuatu tidak mesti menunggu kaya. “Tekad saya, Allah ngasih
rejeki. Supaya rejeki itu langgeng, maka harus berbagi. Dan memang benar
ada manfaatnya. Itu yang saya rasakan,” ungkap Yusuf.
Saat ini ia mengaku meraup omset 3-4 juta rupiah perhari atau sekitar
90-120 juta rupiah perbulan. Omset itu bahkan naik berlipat saat bulan
ramadhan yang penuh berkah itu tiba.
“Saya pertama ke Bandung minta restu orang tua, pidua’na (minta
doanya-red) supaya hidup saya berkah. Waktu itu saya tidak minta harta.
Itu mungkin yang dinamakan rejeki berkah. Pendapatan sedikit, tapi cukup
untuk yang lain. Apalagi pendapatan banyak,” kata Yusuf, menutup
perbincangan.
KAPAN GILIRAN ANDA..!!??
TENTUKAN PILIHAN ANDA SEKARANG UNTUK MENIRU JEJAK SUKSES MEREKA YANG TELAH BERGABUNG DENGAN KELUARGA BESAR FRANCHISE
"GORENGAN JUTAWAN"
BERGABUNGLAH SEGERA SEKARANG JUGA
INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :
CUSTOMER SERVICE
DI LINE CALL : 08976667960
E-mail : vuadganteng@yahoo.co.id
YM : vuad ganteng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar